Persepsi yang terputar balik (The Inverted Perception).
Setelah mendengar ini semua, Ananda dengan pedih menangis dan merendahkan dirinya di hadapan Sang Buddha, dengan kepala, lutut dan siku di atas tanah, berlutut dan menangkupkan kedua telapak tangan lalku berkata:
"Setelah aku meninggalkan rumah dan mengikut Sang Buddha, aku melulu bergantung pada kekuatan Sang Buddha dan berpikir bahwa aku bisa bebas dari melakukan laku karena Sang Buddha akan mengaruniakan padaku samadhi.
Aku tidak mengerti bahwa Sang Buddha tidak bisa menggantikan diriku dan dengan demikian aku kehilangan (penglihatan akan) Pikiranku yang hakiki. Itu sebabnya, meskipun aku sudah mengikuti perkumpulan ini, pikiranku masih juga belum mampu masuk ke pada Jalan. Aku seperti anak hilang yang lari menjauh dari ayahnya.
Barulah aku sadar sekarang, bahwa meskipun aku banyak mendengarkan pengajaran, jika aku tidak menjalani praktek/laku, maka keadaanku adalah sama seperti tidak mendengar apa-apa. Seperti seseorang tidak mungkin bisa kenyang, hanya dengan berkata-kata tentang makanan.
Yang mulia, aku terperangkap oleh dua penghalang/hambatan, karena aku tidak mengetahui sifat alami dari Pikiran sejati yang diam dan kekal. Kiranya Sang Tathagata berkenan untuk menerangkan Pikiran Sejati itu padaku dan dengan demikian bisa membuka penglihatanku (my Tao eye).
Lanjut ke I.3.2 part-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar